Topik Diskusi (2)

Selamat datang di kelas Sejarah Asia Tenggara! Selamat berdiskusi. Salam, Mev. G

Topik Diskusi (1)

Selamat datang di kelas sejarah pendidikan dan intelektual! Semoga satu semester ke depan akan menjadi bagian hari-hari yang menyenangkan. Salam, Mev. G

Situs Museum Sangiran dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Budaya dan Etno Linguistik OLEH NAMA : HILMI ADIBA WIRAJAKA NIM : 152017001 UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah, atas perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Situs Sangiran Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitarnya”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Antropologi Budaya dan Etno Linguistik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Namun penulis berharap bahwa laporan ini dapat diterima dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Salatiga, 6 April 2019 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 4 A. Latar Belakang……………………………………………………………………………… 4 B. Tujuan… ……………………………………………………………………………………… 5 C. Manfaat ……………………………………………………………………………………… 5 BAB II MUSEUM SANGIRAN…………………………………………………………….. 6 A. Lokasi………………………………………………………………………………………….. 6 B. Manfaat Museum Sangiran bagi Masyarakat 1. Ekonomi ……………………………………………………………………………….. 7 2. Sosial……………………………………………………………………………………… 9 C. Dampak Ekonomi Bagi Masyarakat 1. Sangiran……………………………………………………………………………………10 2. Kabupaten Sragen…………………………………………………………………….. 10 3. Indonesia ………………………………………………………………………………… 10 BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………… 12 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….. 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penemuan fosil di daerah Sangiran dan sekitarnya, membuat banyak masyarakat mensyukurinya. Masyarakat Sangiran sendiri mayoritas adalah petani tadah hujan. Aktifitas mereka meningkat ketika musim penghujan tiba. Keadaan ekonomi yang demikian ini membuat mereka hidup dalam keterbatasan. Ketika secara tidak sengaja mereka menemukan tulang tulang besar di area lahan pertaniannya dan bisa di jual, mereka merasakan mendapat suatu anugerah. Nilai jual tulang besar dan beberapa benda yang awalnya hanya mereka kenal sebagai batu(fosil), sangat menjanjikan apalagi bila pembelinya orang asing. Hal inilah yang membuat terjadinya perburuan fosil oleh masyarakat setempat. Beberapa diantaranya bahkan ada yang berprofesi sebagai agen perdagangan fosil. Mereka menjadi penghubung antara penemu fosil dengan pembeli yang banyak bertebaran di luar negeri. Maraknya perdagangan fosil ini membuat pemerintah segera mengambil tindakan untuk membuat tempat penampungan fosil fosil yang telah ditemukan. Inilah yang kemudian membuat pemerintah merasa perlu mendirikan sebuah museum yang bisa menampung semua fosil yang di temukan. Pendirian museum di wilayah Sangiran sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat. Banyak perubahan yang terjadi, masuknya orang orang dari luar daerah maupun luar negeri yang melakukan penelitian membuat masyarakat setempat terlibat di dalamnya. Ada imbalan rupiah didalamnya. Kebiasaan pendatang yang mereka bawa membuat masyarakat setempat harus menerimanya untuk kemudian menyesuaikan dengan kehidupan mereka sehari hari. Bahkan ada kecenderungan masyarakat setempat untuk memenuhi keinginan para pendatang. Karena menurut mereka, pendatang membawa banyak rupiah yang mereka butuhkan. B. Tujuan Penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah, sehingga ketika penelitian ini berakhir dirasa perlu untuk mengemasnya dalam sebuah laporan. C. Manfaat Setelah melakukan penelitian dan membuat laporannya, di harapkan kami selaku mahasiswa bisa mendapat manfaat antara lain: 1. Mengetahui manfaat ekonomi adanya Situs Sangiran bagi masyarakat sekitarnya. 2. Mengetahui dampak adanya Situs Sangiran bagi perekonomian masyarakat sekitarnya. 3. Memahami perubahan yang terjadi dalam masyarakat Sangiran setelah adanya pembangunan museum. BAB II MUSEUM SANGIRAN A. Lokasi Sangiran sebenarnya adalah nama kembar dari dua pendukuhan kecil yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karangnganyar, Jawa Tengah. Kedua pendukuhan ini dipisahkan oleh Kali Cemoro yang mengalir dari Kaki Gunung Merapi menuju Sungai Sragen dan Dukuh Sangiran sisi selatan masuk wilayah Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Namun, saat ini, nama kembar dua pendukuhan tersebut yaitu Sangiran telah dijadikan nama sebuah kawasan situs manusia purba yang cukup penting di antara jajaran situs-situs manusia purba lain di dunia yang jumlahnya sangat terbatas. Situs Sangiran ini dianggap penting karena memiliki beberapa keutamaan antara lain, bahwa situs ini areal sebaran temuannya sangat luas dan mengalami masa hunian oleh manusia purba paling lama dibandingkan situs-situs lain di dunia, yaitu dihuni manusia purba selama lebih dari satu juta tahun, dengan jumlah temuan fosil manusia purba yang cukup melimpah, yaitu mencapai 50% populasi homo erectus di dunia. Karena potensi tersebut maka Situs Sangiran, sampai sekarang selalu menjadi ajang penelitian dan studi evolusi manusia purba oleh para ahli dari berbagai penjuru dunia. Banyaknya penemuan fosil di situs Sangiran, membuat perlu mendirikan museum yang mampu menampung semua penemuan. Museum Sangiran di bangun sejak tahun 1977 yang kemudian selalu mengalami renovasi untuk bisa menjadi museum yang ideal dan memenuhi standart yang di tetapkan. Perhatian terhadap Situs Sangiran sebenarnya sudah diawali sejak tahun 1893 oleh Eugene Dubois yang pada saat itu sedang dalam penelusuran mencari fosil nenek moyang manusia. Untuk melestarikan dan melindungi Situs Sangiran, maka pada tahun 1997 Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kawasan Sangiran sebagai Daerah Cagar Budaya. Arealnya mencakup sebagian wilayah Kabupaten Sragen dan sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar. Wilayah Kabupaten Sragen yang ditetapkan sebagai Daerah Cagar Budaya antara lain adalah sebagian dari Kecamatan Kalijambe, sebagian dari Kecamatan Plupuh, dan sebagian dari Kecamatan Gemolong. Sedang wilayah Kabupaten Karanganyar yang masuk Daerah Cagar Budaya Sangiran hanya satu kecamatan yaitu sebagian dari Kecamatan Gondangrejo. Selanjutnya untuk meningkatkan status Situs Sangiran di mata dunia, maka pada tanggal 25 Juni 1995, Situs Sangiran telah dinominasikan ke UNESCO agar tercatat sebagai salah satu warisan dunia. Akhirnya, pada tanggal 5 Desember tahun 1996, melalui persidangan ketat, Situs Sangiran secara resmi diterima UNESCO sebagai salah satu dari Warisan Budaya Dunia dan tercatat dalam “World Heritage List”nomer 593 dengan nama “Sangiran Early Man Site”. B. Manfaat Museum Sangiran 1. Ekonomi Keberadaan museum Sangiran sangat dibutuhkan untuk menampung fosil fosil yang banyak ditemukan. Pada perkembangannya, fungsi museum Sangiran meluas tidak hanya sebagai tempat penampungan fosil, tapi juga sebagai tempat riset/pengkajian, pendidikan dan wisata. Sejalan dengan itu, banyak fasilitas yang di bangun di sekitar museum Sangiran, seperti jalan, toko suvenir, rumah makan dan lainnya. Hal inilah yang membuat penduduk sekitar museum Sangiran menjadi mempunyai penghasilan tambahan selain sebagai petani. Dan ini mampu mengangkat taraf kesejahteraan masyarakat setempat. Beberapa kegiatan ekonomi penduduk yang muncul adalah sebagai tukang ojek yang mengantar pengunjung untuk menuju lokasi lokasi yang merupakan tempat penemuan fosil maupun sebagai lokasi penelitian yang jaraknya berjauhan dengan area naik turun. Penjaja suvenir yang bisa mendekati pengunjung secara langsung sampai ke tempat parkir kendaraan maupun mereka yang menempati kios kios yang sudah di sediakan. Batu batu kecil yang di asah cantik menjadi incaran para pengunjung yang mengkoleksi bermacam batuan ataupun yang sekedar membeli untuk oleh oleh. Kios kios yang menjual makanan dan minuman ringan sangat membantu pengunjung yang menginginkan sekedar mengisi perut. Keberadaan para penjaja makanan yang di lokalisir di satu tempat memudahkan pengunjung memilih makanan dan minuman yang mereka kehendaki. Rumah makan besar biasanya berada di luar area lokasi museum Sangiran. Dengan fasilitas area parkir luas maupun menu makanan yang beragam bisa menjadi pilihan pengunjung. Ada juga penduduk yang mempunyai ketrampilan sebagai penggali fosil. Mereka bekerja di bawah pengawasan langsung para tenaga ahli sehingga fosil yang mereka angkat bisa dengan kondisi yang tidak mengalami kerusakan fatal. Pengrajin batu juga banyak ditemui di sekitar museum. Mereka mempunyai keahlian untuk membentuk batu batu fosil yang ditemukan menjadi akik, vas bunga, miniatur buah dan hewan tertentu ataupun bentuk yang lainnya. Kerajinan ini mempunyai nilai jual yang tinggi karena sangat diminati oleh para pengunjung. Pada hari libur atau hari jeda sekolah, area parkir di dalam museum tidak mampu menampung jumlah kendaraan pengunjung. Jalan desa dan halaman rumah penduduk menjadi alternatif parkir pengunjung. Petugas parkir yang di koordinir karang taruna setempat mampu mendatangkan dana yang tidak sedikit ke kas mereka. Selain tentunya sebagai pendapatan tambahan para petugas parkirnya. 2. Sosial Pemerintah daerah Kabupaten Sragen bekerjasama dengan dinas terkait merasa perlu memberi pembekalan bagi penduduk sekitar Museum Sangiran melalui pelatihan, pengarahan langsung maupun kegiatan lainnya agar penduduk merasa memiliki Museum tersebut sehingga mereka bisa diajak bekerja sama untuk menjaga keberlangsungan museum Sangiran. Apalagi dengan penetapan situs Sangiran sebagai World Heritage, membuat peran serta masyarakat sekitar Sangiran sangatlah vital. Penetapan ini membawa konsekuensi pembagian wewenang, hak dan kewajiban dalam hal penanganan museum Sangiran. Pemerintah pusat, pemerintah daerah mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Beberapa hal yang sangat tidak diinginkan terjadi di situs Sangiran adalah : a. Penjualan fosil yang ditemukan kepada para penadah dan kolektor baik dari dalam maupun luar negeri. b. Pencurian aset museum. c. Blokade jalan desa yang rusak karena masuknya bis bis besar dari luar kota/propinsi. Upaya yang dilakukan pihak museum Sangiran untuk mencegah hal hal tersebut antara lain: a. Penemu fosil mendapat imbalan yang layak dari pemerintah daerah dengan waktu pencairan dana yang tidak terlalu lama. b. Penduduk setempat diberi penyuluhan, pelatihan dan pengarahan yang selalu berkesinambungan sehingga mereka bisa mempunyai ketrampilan dan keahlian yang bisa menghasilkan pendapatan tambahan. Dengan kesejahteraan yang meningkat diharapkan mereka tidak punya keinginan untuk mengambil aset museum. c. Pembangunan jalan di sekitar museum Sangiran dengan kriteria yang memenuhi standar tonase membuat aktivitas penduduk tidak terganggu dengan masuknya bis bis besar dari pengunjung. C. Dampak Ekonomi Bagi Masyarakat 1. Sangiran Keberadaan Museum Sangiran mampu mengangkat perekonomian masyarakat sekitar. Mereka tidak lagi bergantung sepenuhnya pada lahan pertanian yang hanya mampu panen setahun sekali. Kesejahteraan penduduk meningkat dengan adanya museum Sangiran yang terus berbenah seiring dengan penetapannya sebagai World Heritage oleh UNESCO. 2. Kabupaten Sragen Pemasukan ke kas daerah pada penjualan tiket masuk, tiket pemutaran film dan parkir (prosentase pembagian hasil untuk pemerintah daerah dan pemerintah pusat sesuai ketentuan) otomatis bertambah. Sebagian aset museum Sangiran adalah milik pemerintah daerah, sebagian lagi milik pemerintah pusat. 3. Indonesia Penetapan situs Sangiran sebagai world heritage oleh UNESCO membawa dampak bagi pemerintah RI. Bantuan untuk melengkapi fasilitas museum agar bisa memenuhi kriteria internasional banyak di kucurkan, sehingga wajah museum Sangiran selalu berubah berkembang mengikuti tuntutan kriteria yang selalu meningkat. Nama Sangiran, Sragen, Indonesia di kenal semakin di kenal di forum internasional membuat para ahli berkeinginan melakukan penelitian. Banyaknya para ahli yang datang ke Indonesia membuat devisa bertambah. Selain itu peneliti Indonesia yang terlibat didalamnya bisa belajar banyak dari mereka sehingga mereka bisa mengembangkan penelitian sendiri nantinya. BAB III PENUTUP Laporan penelitian ini kami susun dengan memperhatikan ketentuan yang kami dapatkan dalam perkuliahan. Keterbatasan kami membuat laporan ini masih memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan sehingga dalam pembuatan laporan di kesempatan berikutnya ada peningkatan yang lebih baik. Semoga laporan ini membawa manfaat bagi kami pada khususnya dan teman teman pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Puja Aprianto, 2016, Mengenal Situs Manusia Purba Sangiran, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Rusmulia Tjiptadi Hidayat dkk, 2004, Museum Situs Sangiran, Koperasi Museum Sangiran.

Situs Museum Sangiran dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Budaya dan Etno Linguistik OLEH NAMA : HILMI ADIBA WIRAJAKA NIM : 152017001 UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah, atas perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Situs Sangiran Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitarnya”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Antropologi Budaya dan Etno Linguistik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Namun penulis berharap bahwa laporan ini dapat diterima dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Salatiga, 6 April 2019 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 4 A. Latar Belakang……………………………………………………………………………… 4 B. Tujuan… ……………………………………………………………………………………… 5 C. Manfaat ……………………………………………………………………………………… 5 BAB II MUSEUM SANGIRAN…………………………………………………………….. 6 A. Lokasi………………………………………………………………………………………….. 6 B. Manfaat Museum Sangiran bagi Masyarakat 1. Ekonomi ……………………………………………………………………………….. 7 2. Sosial……………………………………………………………………………………… 9 C. Dampak Ekonomi Bagi Masyarakat 1. Sangiran……………………………………………………………………………………10 2. Kabupaten Sragen…………………………………………………………………….. 10 3. Indonesia ………………………………………………………………………………… 10 BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………… 12 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….. 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penemuan fosil di daerah Sangiran dan sekitarnya, membuat banyak masyarakat mensyukurinya. Masyarakat Sangiran sendiri mayoritas adalah petani tadah hujan. Aktifitas mereka meningkat ketika musim penghujan tiba. Keadaan ekonomi yang demikian ini membuat mereka hidup dalam keterbatasan. Ketika secara tidak sengaja mereka menemukan tulang tulang besar di area lahan pertaniannya dan bisa di jual, mereka merasakan mendapat suatu anugerah. Nilai jual tulang besar dan beberapa benda yang awalnya hanya mereka kenal sebagai batu(fosil), sangat menjanjikan apalagi bila pembelinya orang asing. Hal inilah yang membuat terjadinya perburuan fosil oleh masyarakat setempat. Beberapa diantaranya bahkan ada yang berprofesi sebagai agen perdagangan fosil. Mereka menjadi penghubung antara penemu fosil dengan pembeli yang banyak bertebaran di luar negeri. Maraknya perdagangan fosil ini membuat pemerintah segera mengambil tindakan untuk membuat tempat penampungan fosil fosil yang telah ditemukan. Inilah yang kemudian membuat pemerintah merasa perlu mendirikan sebuah museum yang bisa menampung semua fosil yang di temukan. Pendirian museum di wilayah Sangiran sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat. Banyak perubahan yang terjadi, masuknya orang orang dari luar daerah maupun luar negeri yang melakukan penelitian membuat masyarakat setempat terlibat di dalamnya. Ada imbalan rupiah didalamnya. Kebiasaan pendatang yang mereka bawa membuat masyarakat setempat harus menerimanya untuk kemudian menyesuaikan dengan kehidupan mereka sehari hari. Bahkan ada kecenderungan masyarakat setempat untuk memenuhi keinginan para pendatang. Karena menurut mereka, pendatang membawa banyak rupiah yang mereka butuhkan. B. Tujuan Penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah, sehingga ketika penelitian ini berakhir dirasa perlu untuk mengemasnya dalam sebuah laporan. C. Manfaat Setelah melakukan penelitian dan membuat laporannya, di harapkan kami selaku mahasiswa bisa mendapat manfaat antara lain: 1. Mengetahui manfaat ekonomi adanya Situs Sangiran bagi masyarakat sekitarnya. 2. Mengetahui dampak adanya Situs Sangiran bagi perekonomian masyarakat sekitarnya. 3. Memahami perubahan yang terjadi dalam masyarakat Sangiran setelah adanya pembangunan museum. BAB II MUSEUM SANGIRAN A. Lokasi Sangiran sebenarnya adalah nama kembar dari dua pendukuhan kecil yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karangnganyar, Jawa Tengah. Kedua pendukuhan ini dipisahkan oleh Kali Cemoro yang mengalir dari Kaki Gunung Merapi menuju Sungai Sragen dan Dukuh Sangiran sisi selatan masuk wilayah Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Namun, saat ini, nama kembar dua pendukuhan tersebut yaitu Sangiran telah dijadikan nama sebuah kawasan situs manusia purba yang cukup penting di antara jajaran situs-situs manusia purba lain di dunia yang jumlahnya sangat terbatas. Situs Sangiran ini dianggap penting karena memiliki beberapa keutamaan antara lain, bahwa situs ini areal sebaran temuannya sangat luas dan mengalami masa hunian oleh manusia purba paling lama dibandingkan situs-situs lain di dunia, yaitu dihuni manusia purba selama lebih dari satu juta tahun, dengan jumlah temuan fosil manusia purba yang cukup melimpah, yaitu mencapai 50% populasi homo erectus di dunia. Karena potensi tersebut maka Situs Sangiran, sampai sekarang selalu menjadi ajang penelitian dan studi evolusi manusia purba oleh para ahli dari berbagai penjuru dunia. Banyaknya penemuan fosil di situs Sangiran, membuat perlu mendirikan museum yang mampu menampung semua penemuan. Museum Sangiran di bangun sejak tahun 1977 yang kemudian selalu mengalami renovasi untuk bisa menjadi museum yang ideal dan memenuhi standart yang di tetapkan. Perhatian terhadap Situs Sangiran sebenarnya sudah diawali sejak tahun 1893 oleh Eugene Dubois yang pada saat itu sedang dalam penelusuran mencari fosil nenek moyang manusia. Untuk melestarikan dan melindungi Situs Sangiran, maka pada tahun 1997 Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kawasan Sangiran sebagai Daerah Cagar Budaya. Arealnya mencakup sebagian wilayah Kabupaten Sragen dan sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar. Wilayah Kabupaten Sragen yang ditetapkan sebagai Daerah Cagar Budaya antara lain adalah sebagian dari Kecamatan Kalijambe, sebagian dari Kecamatan Plupuh, dan sebagian dari Kecamatan Gemolong. Sedang wilayah Kabupaten Karanganyar yang masuk Daerah Cagar Budaya Sangiran hanya satu kecamatan yaitu sebagian dari Kecamatan Gondangrejo. Selanjutnya untuk meningkatkan status Situs Sangiran di mata dunia, maka pada tanggal 25 Juni 1995, Situs Sangiran telah dinominasikan ke UNESCO agar tercatat sebagai salah satu warisan dunia. Akhirnya, pada tanggal 5 Desember tahun 1996, melalui persidangan ketat, Situs Sangiran secara resmi diterima UNESCO sebagai salah satu dari Warisan Budaya Dunia dan tercatat dalam “World Heritage List”nomer 593 dengan nama “Sangiran Early Man Site”. B. Manfaat Museum Sangiran 1. Ekonomi Keberadaan museum Sangiran sangat dibutuhkan untuk menampung fosil fosil yang banyak ditemukan. Pada perkembangannya, fungsi museum Sangiran meluas tidak hanya sebagai tempat penampungan fosil, tapi juga sebagai tempat riset/pengkajian, pendidikan dan wisata. Sejalan dengan itu, banyak fasilitas yang di bangun di sekitar museum Sangiran, seperti jalan, toko suvenir, rumah makan dan lainnya. Hal inilah yang membuat penduduk sekitar museum Sangiran menjadi mempunyai penghasilan tambahan selain sebagai petani. Dan ini mampu mengangkat taraf kesejahteraan masyarakat setempat. Beberapa kegiatan ekonomi penduduk yang muncul adalah sebagai tukang ojek yang mengantar pengunjung untuk menuju lokasi lokasi yang merupakan tempat penemuan fosil maupun sebagai lokasi penelitian yang jaraknya berjauhan dengan area naik turun. Penjaja suvenir yang bisa mendekati pengunjung secara langsung sampai ke tempat parkir kendaraan maupun mereka yang menempati kios kios yang sudah di sediakan. Batu batu kecil yang di asah cantik menjadi incaran para pengunjung yang mengkoleksi bermacam batuan ataupun yang sekedar membeli untuk oleh oleh. Kios kios yang menjual makanan dan minuman ringan sangat membantu pengunjung yang menginginkan sekedar mengisi perut. Keberadaan para penjaja makanan yang di lokalisir di satu tempat memudahkan pengunjung memilih makanan dan minuman yang mereka kehendaki. Rumah makan besar biasanya berada di luar area lokasi museum Sangiran. Dengan fasilitas area parkir luas maupun menu makanan yang beragam bisa menjadi pilihan pengunjung. Ada juga penduduk yang mempunyai ketrampilan sebagai penggali fosil. Mereka bekerja di bawah pengawasan langsung para tenaga ahli sehingga fosil yang mereka angkat bisa dengan kondisi yang tidak mengalami kerusakan fatal. Pengrajin batu juga banyak ditemui di sekitar museum. Mereka mempunyai keahlian untuk membentuk batu batu fosil yang ditemukan menjadi akik, vas bunga, miniatur buah dan hewan tertentu ataupun bentuk yang lainnya. Kerajinan ini mempunyai nilai jual yang tinggi karena sangat diminati oleh para pengunjung. Pada hari libur atau hari jeda sekolah, area parkir di dalam museum tidak mampu menampung jumlah kendaraan pengunjung. Jalan desa dan halaman rumah penduduk menjadi alternatif parkir pengunjung. Petugas parkir yang di koordinir karang taruna setempat mampu mendatangkan dana yang tidak sedikit ke kas mereka. Selain tentunya sebagai pendapatan tambahan para petugas parkirnya. 2. Sosial Pemerintah daerah Kabupaten Sragen bekerjasama dengan dinas terkait merasa perlu memberi pembekalan bagi penduduk sekitar Museum Sangiran melalui pelatihan, pengarahan langsung maupun kegiatan lainnya agar penduduk merasa memiliki Museum tersebut sehingga mereka bisa diajak bekerja sama untuk menjaga keberlangsungan museum Sangiran. Apalagi dengan penetapan situs Sangiran sebagai World Heritage, membuat peran serta masyarakat sekitar Sangiran sangatlah vital. Penetapan ini membawa konsekuensi pembagian wewenang, hak dan kewajiban dalam hal penanganan museum Sangiran. Pemerintah pusat, pemerintah daerah mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Beberapa hal yang sangat tidak diinginkan terjadi di situs Sangiran adalah : a. Penjualan fosil yang ditemukan kepada para penadah dan kolektor baik dari dalam maupun luar negeri. b. Pencurian aset museum. c. Blokade jalan desa yang rusak karena masuknya bis bis besar dari luar kota/propinsi. Upaya yang dilakukan pihak museum Sangiran untuk mencegah hal hal tersebut antara lain: a. Penemu fosil mendapat imbalan yang layak dari pemerintah daerah dengan waktu pencairan dana yang tidak terlalu lama. b. Penduduk setempat diberi penyuluhan, pelatihan dan pengarahan yang selalu berkesinambungan sehingga mereka bisa mempunyai ketrampilan dan keahlian yang bisa menghasilkan pendapatan tambahan. Dengan kesejahteraan yang meningkat diharapkan mereka tidak punya keinginan untuk mengambil aset museum. c. Pembangunan jalan di sekitar museum Sangiran dengan kriteria yang memenuhi standar tonase membuat aktivitas penduduk tidak terganggu dengan masuknya bis bis besar dari pengunjung. C. Dampak Ekonomi Bagi Masyarakat 1. Sangiran Keberadaan Museum Sangiran mampu mengangkat perekonomian masyarakat sekitar. Mereka tidak lagi bergantung sepenuhnya pada lahan pertanian yang hanya mampu panen setahun sekali. Kesejahteraan penduduk meningkat dengan adanya museum Sangiran yang terus berbenah seiring dengan penetapannya sebagai World Heritage oleh UNESCO. 2. Kabupaten Sragen Pemasukan ke kas daerah pada penjualan tiket masuk, tiket pemutaran film dan parkir (prosentase pembagian hasil untuk pemerintah daerah dan pemerintah pusat sesuai ketentuan) otomatis bertambah. Sebagian aset museum Sangiran adalah milik pemerintah daerah, sebagian lagi milik pemerintah pusat. 3. Indonesia Penetapan situs Sangiran sebagai world heritage oleh UNESCO membawa dampak bagi pemerintah RI. Bantuan untuk melengkapi fasilitas museum agar bisa memenuhi kriteria internasional banyak di kucurkan, sehingga wajah museum Sangiran selalu berubah berkembang mengikuti tuntutan kriteria yang selalu meningkat. Nama Sangiran, Sragen, Indonesia di kenal semakin di kenal di forum internasional membuat para ahli berkeinginan melakukan penelitian. Banyaknya para ahli yang datang ke Indonesia membuat devisa bertambah. Selain itu peneliti Indonesia yang terlibat didalamnya bisa belajar banyak dari mereka sehingga mereka bisa mengembangkan penelitian sendiri nantinya. BAB III PENUTUP Laporan penelitian ini kami susun dengan memperhatikan ketentuan yang kami dapatkan dalam perkuliahan. Keterbatasan kami membuat laporan ini masih memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan sehingga dalam pembuatan laporan di kesempatan berikutnya ada peningkatan yang lebih baik. Semoga laporan ini membawa manfaat bagi kami pada khususnya dan teman teman pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Puja Aprianto, 2016, Mengenal Situs Manusia Purba Sangiran, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Rusmulia Tjiptadi Hidayat dkk, 2004, Museum Situs Sangiran, Koperasi Museum Sangiran.

Maruschka Lathifah Ar-rumi TAS Sejarah Kalender Hijriah di Indonesia Sejarah kalender Hijriah di Indonesia berawal dari kedatangan agama Islam di tanah Jawa yang membawa bermacam-macam produk budaya dari pusat penyebaran Islam. Di antara produk budaya yang dibawa Islam ketika itu adalah sistem penanggalan berdasarkan revolusi Bulan terhadap Bumi (Kamariah), yang dikenal dengan penanggalan Hijriah. Masyarakat…

Kalender Yahudi

C.A.S Tampenawas Kalender Ibrani atau Yahudi (הַלּוּחַ הָעִבְרִי, Ha-Luah ha-Ivri) adalah kalender lunisolar yang digunakan saat ini sebagian besar digunakan untuk perayaan keagamaan Yahudi. Ini menentukan tanggal untuk hari libur Yahudi dan pembacaan publik yang tepat tentang bagian-bagian Taurat, yahrzeits (tanggal untuk memperingati kematian seorang kerabat), dan pembacaan Mazmur setiap hari, di antara banyak kegunaan…

Maruschka Lathifah Ar-rumi Silsilah Keluarga Keluarga dari bapak Kakek Sukemi ♡ Nenek Rubini mempunyai anak 9 dan sekarang hanya 3, yaitu Slamet Gareng (mempunyai 4 anak), Prayoga (mempunyai 2 anak), dan yang terakhir Prayitno (mempunyai 2 anak) bapak saya. *Kakek saya dulu seorang tentara PETA pada masa penjajahan Jepang. Setelah Indonesia merdeka jadi BKR (Badan…